Parent-Teacher Partnership

Hola, apa kabar Rainers? Sebelumnya, tim My Komlab mau nanya nih!. Rainers udah pernah dengar istilah Parent-Teacher Partnership ngga? Belum?? Ituloh, istilah yang lagi tren beberapa tahun belakang ini yang “katanya” bisa ningkatin prestasi belajar anak loh. Nah, kalau kita translasikan parent disini berarti orang tua, teacher dapat berarti guru atau pendidik, dan partnership yang berarti kemitraan. Jadi secara kasar,  Parent-Teacher Partnership ini bisa kita artikan sebagai kemitraan antara orang tua dan guru. Tapi, kok bisa yah kemitraan seperti ini bisa meningkatkan prestasi siswa. Nah, untuk menjawab rasa penasaran Rainers, tim My Komlab akan mengulas sedikit tentang Parent-Teacher Partnership ini, Yuk, yang penasaran langsung scroll ke bawah.

What is Parent-Teacher Partnership?

Secara historis, kemitraan orang tua dan guru ini sudah muncul sejak tahun 2001 melalui penelitian Trotman yang menjelaskan kemitraan orang tua dan guru sebagai keterlibatan orang tua dalam menciptakan lingkungan kondusif di rumah di sekolah melalui komunikasi dengan guru untuk menghasilkan output yang baik dari siswa. Nah, seperti yang Rainers juga pahami lingkungan rumah merupakan lingkungan pendidikan pertama yang dapat kita berikan kepada anak kita. Dalam lingkungan ini, perkembangan diri, bahasa, dan kognisi anak mulai terbentuk melalui interaksi keluarga. Terus peran gurunya dimana dalam parent-teacher partnership ini?

Peran guru dalam membantu peningkatan pengembangan siswa menurut penelitian Lekli (2015) itu dijelaskan jika kualitas hubungan guru dan orang tua terletak pada aspek saling percaya, kerja sama, afiliasi, dukungan, dan kesamaan persepsi, tujuan, dan nilai antara orang tua dan guru. Dari hasil penelitian Lekli, kita dapat menginterpretasikan jika peran guru dapat berupa membangun jaringan komunikasi yang intens, positif, dan bersifat dua arah antara lingkungan rumah dan sekolah dalam membahas kendala maupun perkembangan yang dialami anak didik. Selain itu, para guru juga dapat membentuk hubungan kerja sama dengan orang tua melalui penugasana aktivitas pekerjaan rumah yang melibatkan orang tua.

Hubungan parent-teacher partnership ini juga dapat dijelaskan melalui teori model ekologi dari Brofenbrenner. Menurut teori model ekologi, hubungan timbal balik seringkali terjadi antara individu dan lingkungannya. Dalam parent-teacher partnership lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga dan sekolah. Nah, Rainers yang udah jadi orang tua atau berprofesi sebagai guru harus mampu membentuk basis dukungan perilaku positif di kedua lingkungan ini, Tujuannya tentu saja agar kita bisa membentuk lingkungan positif yang mendukung perkembangan akademik siswa kita.

What is Parent-Teacher Partnership effects on Children?

Oke, biar ngga dibilang hoaks tentang pernyataan “katanya” bisa ningkatin prestasi belajar anak di awal tadi. Rainers, boleh simak sejumlah hasil penelitian yang udah tim My Komlab rangkum tentang efek positif dari parent-teacher partnership. Pertama dari laporan yang diterbitkan pada tahun 2011 oleh The Office for Standards in Education (Ofsted) yang setara dengan BSNP di Indonesia. Dalam laporan tersebut, ditemukan jika kolaborasi antara guru dan orang tua berperan positif dalam peningkatan prestasi akademik anak, kebiasaan, keterampilan sosial, dan kesejahteraan sosialnya.

Selain laporan Ofsted, terdapat juga hasil survei internasional yang dilakukan pada tahun 2018 di 30 negara anggota OECD termasuk Indonesia ditemukan jika 62% kepala sekolah yang menjadi target survei menganggap jika orang tua atau wali murid memiliki peran sangat membantu dalam peningkatan akademik siswa. Bahkan, dari survei yang dilakukan ini sejumlah negara OECD bekerja sama dalam membentuk panduan kurikulum yang melibatkan orang tua secara langsung di sekolah. Wetss, keren banget kan dedikasi para pemimpin negara ini.

What We Can Do as A Parent?

Dalam mendukung parent-teacher partnership, Rainers sebagai orang tua bisa melakukan beberapa hal ini

  1. Tanyakan kegiatan yang dilakukan anak disekolah dan berikan respon positif terbaik kita sebagai orang tua
  2.  Cari tahu apa yang buat anak kita tertarik di sekolah, disini kita bisa buka komunikasi dengan guru disekolah untuk mencari tahu kita sebagai orang tua bisa membantu menciptakan lingkungan yang disukai anak di sekolah.
  3. Kita ikut menghadiri dan menemani dalam kegiatan kelas yang diadakan.
  4. Terakhir, kita bisa aktif berpartisipasi atau mungkin membentuk paguyuban orang tua yang dapat menjadi wadah komunikasi untuk membentuk lingkungan yang bersifat suportif.

What We Can Do as A Teacher?

Setelah tadi kita membahas peran orang tua, Rainers yang menjadi tenaga pendidik juga dapat memberikan peran loh. Nah, untuk memudahkan Rainers, tim My Komlab juga telah merangkum sejumlah cerita dari para guru di seluruh dunia yang menerapkan parent-teacher partnership ini. Yuk, scroll untuk simak.

  1. Muhammad Nazir bin Amir dari Green View Secondary School di Singapura dalam membentuk kanal komunikasi efektif antara guru dan orang tua, ia membuat kegiatan penampilan bakat disekolah yang dihadiri oleh para orang tua siswa.
  2. Ranjithsinh Disale seorang guru dari India membuat inovasi yang ia sebut hour of life, kegiatan ini ia buat dengan tujuan menanamkan rasa partisipasi orang tua dalam proses pengambilan keputusan. Kegiatan yang diinisiasi oleh Ranjithsinh ini berupa memberikan instruksi kepada siswa untuk melakukan aktivitas yang harus ia lakukan selama satu jam  bersama orang tuanya.

Nah, Rainers itulah ulasan singkat yang telah dirangkum oleh tim My Komlab tentang parent-teacher partnership. Gimana, udah paham dan siap menerapkan prinsip kemitraan orang tua dan guru, atau Rainers punya pengalaman yang bisa dibagi, boleh banget kita diskusi

Leave a Comment